Sebenarnya,
perusahaan swasta AS lainnya DigitalGlobe, tahun 2002 meluncurkan satelit
komersial dengan kemampuan mengungguli Ikonos. Quickbird, nama satelit ini,
beresolusi spasial hingga 60 sentimeter dan 2,4 meter untuk moda pankromatik
dan multispektral.
Setelah
kegagalan EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh
DigitalGlobe. Namun, kembali gagal. Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan
2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu 2,4 meter (multispektral)
dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi spasial paling
tinggi dibanding citra satelit komersial lain.
Selain
resolusi spasial sangat tinggi, keempat sistem pencitraan satelit memiliki
kemiripan cara merekam, ukuran luas liputan, wilayah saluran spectral yang
digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat sistem menggunakan
linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa CCD yang
disusun linier dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit.
Jangkauan
liputan satelit resolusi tinggi seperti Quickbird sempit (kurang dari 20 km)
karena beresolusi tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-600 km di atas Bumi.
Berdasarkan pengalaman penulis, dengan luas liputan 16,5 x 16,5 km², data
Quickbird untuk 4 saluran ditambah 1 saluran pankromatik telah menghabiskan
tempat 1,8 gigabyte. Data sebesar ini disimpan dalam 1 file tanpa kompresi pada
resolusi radiometrik 16 bit per pixel.
Semua
sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral
(biru, hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta
pankromatik (PAN) yang beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan
perluasannya. Semua saluran pankromatik, karena lebar spektrumnya mampu
menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada saluran-saluran multispektral.
Unsur
penting lain adalah ketatnya pemberian lisensi pemanfaatan. DigitalGlobe
misalnya, hanya memberikan satu jenis lisensi pemanfaatan Quickbird pada
pembeli. Jadi, bila pemerintah kota di Indonesia membeli data ini untuk
keperluan perbaikan lingkungan permukiman urban misalnya, data yang sama tidak
boleh digunakan untuk keperluan lain seperti pajak bumi dan bangunan (PBB).
Resolusi
spasial tinggi ditujukan untuk mendukung aplikasi kekotaan, seperti pengenalan
pola permukiman, perkembangan dan perluasan daerah terbangun. Saluran-saluran
spektral B, H, M, IMD, dan PAN cenderung dipilih, karena telah terbukti efektif
dalam menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota.
Kondisi
vegetasi tampak jelas pada komposisi warna semu (false color), yang tersusun
atas saluran-saluran B, H, IMD ataupun H, M, IMD yang masing – masing ditandai
dengan urutan warna biru, hijau, dan merah. Pada citra komposit warna ini,
vegetasi dengan berbagai tingkat kerapatan tampak bergradasi kemerahan.
Teknik
pengolahan citra digital dengan indeks vegetasi seringkali memilih formula NDVI
(normalised diference vegetation index= IMD-M/IMD+M). Indeks atau nilai piksel
yang dihasilkan kemudian sering dijadikan ukuran kuantitatif tingkat kehijauan
vegetasi. Apabila diterapkan di wilayah kota, maka tingkat kehijauan lingkungan
urban dapat digunakan sebagai salah satu parameter kualitas lingkungan.
Untuk
lahan pertanian, NDVI terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman
semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara
regional.
Kehadiran
Quickbird dan Ikonos telah melahirkan .eforia baru. Pada praktisi inderaja yang
jenuh dengan penggunaan metode baku analisis citra berbasis Landsat dan SPOT.
Klasifikasi multispektral standar berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30
meter seringkali dianggap kurang halus untuk kajian wilayah pertanian dan urban
di Jawa. Model-model dengan knowledgebased techniques (KBT) yang berbasis
Landsat dan SPOT umumnya tidak tersedia dalam menu baku di perangkat lunak
komersial, dan lebih sulit dioperasikan.
Quickbird
menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran
multispektralnya akan menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan
variasi obyek hingga marka jalan dan tembok penjara. Citra ini mudah sekali
diinterpretasi secara visual.
Meski
demikian, para pakar inderaja saat ini masih bergulat dengan pengembangan
metode ekstraksi informasi otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti
Quickbird. Resolusi spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan
masalah baru dalam inderaja digital, di mana respons spektral obyek tidak
berhubungan langsung dengan karakter obyek secara utuh, melainkan bagian-bagiannya.
Bayangkan
citra multispektral SPOT-5 beresolusi 10 meter, maka dengan relatif mudah
jaringan jalan dapat kita klasifikasi secara otomatis ke dalam kategori-kategori
.jalan aspal., .jalan beton., dan .jalan tanah., karena jalan-jalan selebar
sekitar 5 hingga 12 meter akan dikenali sebagai piksel-piksel dengan nilai
tertentu. Namun, pada resolusi 60 cm, jalan selebar 15 meter akan terisi dengan
pedagang kakilima, marka jalan, pengendara motor, dan bahkan Koran yang
tergeletak di tengah jalan.
Tabel
4. Karaktristik Quickbird
Sistem
|
Quicbird
|
Orbit
Sensor
Swath
Width
Off-track
viewing
Revisit
Time
Band-band
Spektral (µm)
Ukuran
Piksel Lapangan (Resolusi spasial)
Arsip
data
|
600
km, 98.2o, sun-synchronous, 10:00 AM
crossing
linear
array CCD
20
km (CCD-array)
Tidak
tersedia
-
0.45
-0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90
(4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34
(7), 0.50-0.90 (PAN)
60
cm (PAN), 2.4 m (band 1-5, 7)
-
|
Citra Quickbird Resolusi di atas Tampa, Florida USA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar