Pengikatan ke Belakang Metode Collins
Cara
pengikatan ke belakang metode Collins merupakan salah satu model perhitungan
yang berfungsi untuk menentukan suatu titik koordinat, yang dapat dicari dari
titik-titik koordinat lain yang sudah diketahui, dengan cara pengikatan ke belakang.
Metode ini di temukan oleh Mr.Collins tahun 1671. Pada saat itu alat hitung
masih belum berkembang sehingga menggunakan bantuan logaritma dalam
perhitungannya. Oleh karena itu cara pengikatan ke belakang yang dibuat oleh
Collins dikenal dengan nama metode logaritma. Akan tetapi pada pengolahan data
perhitungan pada saat ini, dapat dibantu dengan mesin hitung atau kalkulator,
sehingga lebih mudah dalam pengolahannya. Dalam pelaksanaan pekerjaan survei
atau pengukuran tanah di lapangan biasanya terdapat kendala-kendala yang
dihadapi, diantaranya adalah keadaan alam dan kontur permukaan bumi yang tidak beraturan.
Terdapat
berbagai kondisi alam seperti bukit, lembah, sungai, gunung dan lain sebagainya
pada permukaan bumi. sehingga dapat ditentukan jenis pengukuranapa yang dapat
dipakai sesuai dengan kondisi alam tersebut. Seperti dalam menentukan koordinat
pada tempat yang terpisah oleh jurang atau sungai yang lebar, dimana titik
koordinat di seberangnya telah diketahui. Untuk mengatasi masalah tersebut,
seorang surveior dapat menggunakan cara pengikatan ke belakang metode Collins yang
dapat dihitung dengan bantuan logaritma atau kalkulator, sehingga koordinat
dari titik yang terpisah oleh sungai atau jurang tersebut dapat ditentukan.
Penentuan titik A,B,C dan P |
Pemasangan Theodolite di titik P |
Penentuan sudut mendatar |
Dari
data yang telah tersedia diantaranya adalah koordinat titik A,B dan C, serta
sudut dan yang diperoleh dari pengukuran di lapangan,
selanjutnya menentukan daerah lingkaran yang melalui titik A, B dan P dengan
jari-jari tertentu, lingkaran tersebut merupakan suatu cara yang membantu dalam
proses perhitungan, yang pada kenyataanya tidak terdapat di lapangan. Titilk C
berada di luar lingkaran, tarik garis yang menghubungkan titik P terhadap titik
C. Sehingga garis PC memotong lingkaran, titik perpotongan itu kita sebut
sebagai titik penolong Collins yaitu titik H.
Penentuan titik bantu Collins |
Titik
P kemudian kita cari dengan metode pengikatan ke muka melalui basis AB. Perhitungan
diawali terlebih dahulu dengan menghitung koordinat titik penolong H. Setelah
diketahui azimuth-azimuth lain maka kita akan memperoleh sudut bantu ˠ. Dari rumus
tersebut maka akan diperoleh azimuth AP dan BP. Jarak dap dan dbp di peroleh
melalui persamaan sinus sudut terhadap jarak. Titik P selanjutnya di peroleh
melalui pengikatan ke muka dari A dan B. Dengan demikian hitungan Collins untuk
mengikat cara ke belakang di kembalikan ke hitungan dengan cara ke muka yang
harus di lakukan dua kali. Yaitu satu kali untuk mencari koordinat-koordinat
titik penolong Collins H dan satu kali lagi untuk mencari koordinatkoordinat titik
P sendiri. Untuk menentukan titik penolong Collins H dan titik yang akan dicari
yaitu titik P, dapat dicari baik dari titik A atau titik B. Koordinat target
dapat di peroleh dari titik A dan B. Absis target sama dengan jarak A terhadap
target dikalikan dengan sinus azimuth A terhadap target kemudian ditambahkan
dengan absis titik A. Ordinat target sama dengan jarak A terhadap target dikalikan
dengan cosinus azimuth A terhadap target ditambahkan dengan ordinat titik A.
Absis target sama dengan jarak B terhadap target dikalikan dengan sinus azimuth
B terhadap target kemudian di tambahkan dengan absis titik B. Ordinat target
sama dengan jarak B terhadap target dikalikan dengan cosinus azimuth B terhadap
target kemudian di tambahkan dengan ordinat titik B. Nilai koordinat target merupakan
nilai koordinat rata-rata yang di peroleh dari titik A dan B.
makasih bro ane numpang copas y.....
BalasHapus