Pasut
laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut secara
periodik
yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari.
Pengaruh gravitasi benda-benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan pasut
laut, tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) dan
atmosfer (atmospheric tides). Istilah pasut laut pada buku ini akan dinyatakan
dengan pasut yang merupakan gerak naik dan turun muka laut dengan periode
rata-rata sekitar 12,4 jam atau 24,8 jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan
pasut adalah arus pasut, yaitu gerak badan air menuju dan meninggalkan pantai
saat air pasang dan surut.
Permukaan
air laut dipakai sebagai tinggi nol. Kedalaman suatu titik di dasar perairan
atau ketinggian titik di pantai mengacu pada permukaan laut yang dianggap
sebagai bidang regernsi (atau datum) vertikal. Karena posisi muka laut selalu
berubah, maka penentuan tinggi nol harus dilakukan dengan merata-ratakan data
tinggi muka air yang diamati pada rentang waktu tertentu. Data tinggi muka air
pada rentang waktu tertentu juga berguna untuk keperluan peramalan pasut.
Analisis data pengamatan tinggi muka air juga akan berguna untuk mengenali
karakter pasut dan fenomena lain yang mempengaruhi tinggi muka air laut.
Gravitasi
bulan merupakan pembangkit utama pasut. Walaupun massa matahari jauh lebih besar
dibanding massa bulan, namun karena jarak bulan yang jauh lebih dekat ke bumi dibanding
matahari, matahari hanya memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap pembangkitan
pasut di bumi.
Pengamatan
pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut di suatu lokasi. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut dapat ditetapkan datum vertikal tertentu sesuai untuk
keperluan-keperluan tertentu pula. Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau
merekam data tinggi muka air laut pada setiap interval waktu terntentu. Rentang
pengamatan pasut sebaiknya dilakukan selama selang waktu keseluruhan
periodisasi benda benda langit yang mempengaruhi terjadinya pasut telah kembali
pada posisinya semula. Rentang waktu pengamtan pasut yang lazim dilakukan untuk
keperluan praktis adalah 15 atau 29 piantan (1 piantan = 25 jam). Interval
waktu pencatatan atau perekaman tinggi muka air laut biasanya adalah 15, 30
atau 60 menit.
Cara
yang paling sederhana untuk mengamati pasut dilakukan dengan palem atau rambu pengamat
pasut (Gambar 3.8 dalam Poerbandono, 2005). Tinggi muka air setiap jam diamati
secara manual oleh operator (pencatat) dan dicatat pada suatu fomrulir
pengamatan pasut. Pada palem dilukis tanda-tanda skala bacaan dalam satuan
desimeter. Pencatat akan menuliskan kedudukan tinggi muka air laut relatif
terhadap palem pada jam-jam tertentu sesuai dnegan skala bacaan yang tertulis
pada palem. Muka air laut yang relatif tidak tenang membatasi kemampuan
pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun demikian, cara ini cukup
efekti untuk memperoleh data pasut dengan ketelitian hinga sekitar 2,5 cm.
Tinggi palem disesuaikan dengan karakter tunggang air pada wilayah periaran
yang diamati pola pasutnya, yang biasanya sekitar 4 hingga 6 meter.
Siklus Perputaran Bulan Terhadap Pasang Surut |
Pengaruh Grafitasi Bulan dan Matahari Terhadap Pasang Surut |
Pengamatan Pasang Surut Dengan Rambu Ukur |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar