GRAVITASI
Gravitasi Bumi
Metoda gravitasi merupakan salah satu metoda geofisika yang
berlandaskan variasi gravitasi bumi. Pengukuran gravitasi ini dimana adanya
perbedaan kecil dari medan gravitasi yang diakibatkan variasi massa di kerak
bumi. Metoda ini diharapkan mampu mengukur perbedaan rapat massa suatu material
terhadap lingkungan disekitarnya. Dengan demikian dapat memperkirakan struktur
bawah pemukaan. Hal ini penting untuk studi perencanaan awal dalam eksplorasi
sumberdaya mineral dan minyak.
Sistim reduksi anomali gravitasi |
Sebaran
secara horizontal dan vertikal dari variasi rapat massa bumi dapat ditentukan
dari data gravitasi melalui suatu besaran yang disebut anomali Bouguer, yaitu
penimpangan antara nilai gravitasi hasil pengukuran, direduksi ke bidang geoid atau
disebut nilai gravitasi teoritis atau gravitasi normal (Gn).
Dengan demikian nilai gravitasi teoritis adalah gravitasi pada permukaan bumi
yang dianggap berbentuk elipsoid sehingga nilai tersebut akan mempunyai nilai
teratur serta bergantung terhadap nilai lintang geodetis. Chuji Tsuboi, 1983,
secara umum untuk menghitung gravitasi normal (Gn) dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Gn = Ge (
1+ ß1 sin
2 ϕ+ ß2 sin4 ϕ )
dimana
Gn adalah
gravitasi normal di stasiun titik ukur, Ge adalah gravitasi normal di ekuator, ß1 , ß2 adalah
konstanta elipsoid referensi, dan adalah koordinat lintang
Penelitian gravitasi di Indonesia
Tahun
1923 Vening Mainesz melakukan pengamatan gravitasi di daerah perairan Indonesia
dengan menggunakan bandul yang dipasang di kapal selam. Kemudian sekitar tahun
empat puluhan dilanjutkan di darat, yang dilaksanakan perusahaan minyak asing
dengan menggunakan alat torsion balance. Kegiatan tersebut dilakukan dalam
rangka ekplorasi minyak bumi di Indonesia dan pada tahun lima puluhan
dilanjutkan pengukuran dengan menggunakan peralatan pegas.
Pemetaan Anomali Gravitasi di Indonesia
Pada
tahap awal Repelia I, Jawatan Geologi (sekarang Pusat Survei Geologi) telah
melakukan pemetaan gravitasi bersistim di Indonesia. Data dasar ini selain
diperlukan untuk kepentingan ilmiah kebumian, juga dibutuhkan untuk pembangunan
industri dan pertambangan. Berhubung penelitian kebumian ini sifatnya sangat
kompleks, maka diperlukan kerjasama berbagai disiplin ilmu kebumian untuk
menghasilkan data dasar kebumian yang akurat, efisien, komunikatif dan siap
pakai. Oleh karena itulah Pemerintah membentuk beberapa badan penelitian antara
lain LIPI, Bakosurtanal Pusat Survei Geologi yang berfungsi melaksanakan
penelitian tersebut di atas.
Perbedaan Gn sistim GRS 1967 dengan WGS 1984
Berdasarkan
tabel.1 nilai gravitasi normal ( Gn ) adalah:
GRS 1967
Gn = 9,78031846 (1+0,0053024sin2 ϕ +0.0000058 sin4 ϕ)
WGS 1984
Gn = 9,78032677 (1+0,0053014sin2ϕ+0.0000059sin4ϕ)
Jadi untuk melakukan koreksi peta gravitasi dari
sistim GRS 1967 ke sistim WGS 1984 perlu direduksi sebesar:
ΔGn = Gn WGS,84 –
Gn GRS,67
Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah nilai
referensi koordinat lintang (ϕ) kedua sistim tersebut tidak sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar