Sabtu, 11 Februari 2012

Gravitasi


GRAVITASI 

Gravitasi Bumi
Metoda gravitasi merupakan salah satu metoda geofisika yang berlandaskan variasi gravitasi bumi. Pengukuran gravitasi ini dimana adanya perbedaan kecil dari medan gravitasi yang diakibatkan variasi massa di kerak bumi. Metoda ini diharapkan mampu mengukur perbedaan rapat massa suatu material terhadap lingkungan disekitarnya. Dengan demikian dapat memperkirakan struktur bawah pemukaan. Hal ini penting untuk studi perencanaan awal dalam eksplorasi sumberdaya mineral dan minyak.

Sistim reduksi anomali gravitasi


Sebaran secara horizontal dan vertikal dari variasi rapat massa bumi dapat ditentukan dari data gravitasi melalui suatu besaran yang disebut anomali Bouguer, yaitu penimpangan antara nilai gravitasi hasil pengukuran, direduksi ke bidang geoid atau disebut nilai gravitasi teoritis atau gravitasi normal (Gn). Dengan demikian nilai gravitasi teoritis adalah gravitasi pada permukaan bumi yang dianggap berbentuk elipsoid sehingga nilai tersebut akan mempunyai nilai teratur serta bergantung terhadap nilai lintang geodetis. Chuji Tsuboi, 1983, secara umum untuk menghitung gravitasi normal (Gn) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Gn = Ge ( 1+ ß1 sin 2  ϕ+ ß2 sin4 ϕ )

dimana Gn adalah gravitasi normal di stasiun titik ukur, Ge adalah gravitasi normal di ekuator, ß1 , ß2 adalah konstanta elipsoid referensi, dan adalah koordinat lintang 


Penelitian gravitasi di Indonesia

Tahun 1923 Vening Mainesz melakukan pengamatan gravitasi di daerah perairan Indonesia dengan menggunakan bandul yang dipasang di kapal selam. Kemudian sekitar tahun empat puluhan dilanjutkan di darat, yang dilaksanakan perusahaan minyak asing dengan menggunakan alat torsion balance. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka ekplorasi minyak bumi di Indonesia dan pada tahun lima puluhan dilanjutkan pengukuran dengan menggunakan peralatan pegas. 


Pemetaan Anomali Gravitasi di Indonesia

Pada tahap awal Repelia I, Jawatan Geologi (sekarang Pusat Survei Geologi) telah melakukan pemetaan gravitasi bersistim di Indonesia. Data dasar ini selain diperlukan untuk kepentingan ilmiah kebumian, juga dibutuhkan untuk pembangunan industri dan pertambangan. Berhubung penelitian kebumian ini sifatnya sangat kompleks, maka diperlukan kerjasama berbagai disiplin ilmu kebumian untuk menghasilkan data dasar kebumian yang akurat, efisien, komunikatif dan siap pakai. Oleh karena itulah Pemerintah membentuk beberapa badan penelitian antara lain LIPI, Bakosurtanal Pusat Survei Geologi yang berfungsi melaksanakan penelitian tersebut di atas. 


Perbedaan Gn sistim GRS 1967 dengan WGS 1984 

Berdasarkan tabel.1 nilai gravitasi normal ( Gn ) adalah:
GRS 1967
Gn = 9,78031846 (1+0,0053024sin2  ϕ +0.0000058 sinϕ)

 
WGS 1984
Gn = 9,78032677 (1+0,0053014sin2ϕ+0.0000059sin4ϕ

Jadi untuk melakukan koreksi peta gravitasi dari sistim GRS 1967 ke sistim WGS 1984 perlu direduksi sebesar: 

ΔGn = Gn WGS,84 – Gn GRS,67 

Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah nilai referensi koordinat lintang (ϕ) kedua sistim tersebut tidak sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar