Sabtu, 21 Januari 2012

Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Jenis proyeksi yang sering di gunakan di indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal Transverse Mercator).

Proyeksi dapat dibagi menurut kriteria-kriteria tertentu, salah satunya menurut sifat, yaitu:
  • 1.      KONFORM (Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi.)
  • 2.      EQUIVALENT (Luas daerah dipertahankan: luas pada peta setelah disesuikan dengan skala peta = luas di asli pada muka bumi.)
  • 3.      EQUIDISTANT (Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan jarak asli di muka bumi.)

  Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) merupakan proyeksi Peta yang banyak di pilih dan di gunakan dalam kegiatan pemetaan di Indonesia karena dinilai memenuhi syarat-syarat ideal yang sesuai dengan bentuk, letak dan luas Indonesia.

Spesifikasi UTM antara lain adalah

  • menggunakan bidang silender yang memotong bola bumi pada dua meridian standart yang mempunyai faktor skala k=1,
  •  Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri,
  • setiap zone memiliki meridian tengah sendiri dengan faktor perbesaran = 0.9996,
  • Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS dan
  • Proyeksinya bersifat konform. Menurut Frans (iagi.net) UTM menggunakan silinder yg membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi), sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yg berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid.
Akibatnya, titik2 pada garis tersebut terletak pada kedua bidang, sehingga posisinya walaupun dipindahkan (diproyeksikan), dari ellipsoid ke silinder, tidak akan mengalami perubahan (distorsi).

Terdapat berbagai macam model transformasi koordinat 2 dimensi, model transformasi 2-dimensi sebangun dan affine. Model transformasi sebangun biasa disebut juga transformasi empat parameter. Pada dasarnya terdapat tiga tahapan dalam metoda transformasi sebangun, yaitu (Wolf and Ghilani, 1997), yaitu penyekalaan, rotasi dan translasi. Penyekalaan dan rotasi didefinisikan oleh masing-masing satu parameter, sedangkan translasi oleh dua parameter, yaitu translasi kearah sumbu X dan sumbu Y, sehingga terdapat 4 parameter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar