Minggu, 04 Maret 2012

POTENSI ENERGI GEOTHERMAL BALI ( 1 )


POTENSI ENERGI GEOTHERMAL BALI

1           1.       Kebutuhan Listrik di Pulau Bali
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri pariwisata dan tata kota, kebutuhan energi listrik di Bali pun ikut meningkat dengan pesat. Sampai saat ini, sebagian besar energi listrik yang digunakan di Bali berasal dari pembangkit listrik yang berada di Jawa. Masalahnya di Pulau Jawa sampai saat ini masih terdapat daerah yang belum bisa menikmati fasilitas listrik dari PLN, atau dengan kata lain Jawa pun masih memerlukan energi listrik yang besar. Bali sampai saat ini menjadi prioritas karena merupakan daerah tujuan pariwisata dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah lainnya.
Bali dibagi menjadi 9 wilayah kabupaten atau kota yang hampir sebagian besar telah terhubung dengan listrik dengan rasio elektrifikasi rata-rata sebesar 87.06 % (2010), jauh diatas rasio elektrifikasi nasional.  Dari data diatas sekilas dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah dengan energi listrik di Bali. Namun yang perlu diingat disini adalah Bali sampai saat ini masih tergantung dengan satu jaringan interkoneksi bawah laut Jawa – Bali (220 MW) dan pembangkit listrik berbahan bakar Gas dan Minyak Bumi (PLTG Gilimanuk, 130 MW; PLTGU Pemaron, 120 MW; PLTG/PLTD Pesanggaran, 157,8 MW) yang notabene biaya operasinya sangat mahal jika dibandingkan pembangkit listrik jenis lainnya.
Gambar 1. Kondisi kelistrikan di Bali
 
Total pasokan listrik di Bali saat ini sekitar 620 MW. Dengan beban puncak listrik di Bali sebesar 560 MW (rekor beban tertinggi 579  MW (18/10/2011), hanya diperoleh cadangan listrik maksimal 60 MW. Pada data tingkat pertumbuhan ekonomi Bali pada 2010-2011 bergerak antara 5-hingga 6% dengan memicu tingkat pertumbuhan kebutuhan listrik sebanyak 10-11%.  Melihat kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa Bali sedang menghadapi krisis energi listrik untuk beberapa tahun ke depan. Masalah kecil saja seperti apabila salah satu pembangkit listrik rusak, dapat dipastikan Bali akan menghadapi pemadaman bergilir.
Gambar 2. Rasio Elektrifikasi Bali
 
2.      Konsep Energi Geothermal
Pada tahun 1918 di Larderello Italia dihasilkan uap alam yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan tenaga listrik. Hal ini memberikan rangsangan buat negara lainnya untuk mencoba memanfatkan sumber tenaga baru ini. Hal ini juga terjadi di Indonesia yang berhasil melakukan pemboran di Kamojang pada tahun 1926 dan berhasil menyemburkan uap panas dari salah satu sumurnya (KMJ-3) sampai sekarang. Negara-negara yang saat ini telah berhasil memanfaatkan panasbumi adalah : Amerika Serikat, Italia, Selandia Baru, Jepang, Philipina, Iceland dan Indonesia. Sumber panas bumi umumnya terdapat disekitar jalur gunung api karena magma merupakan sumber panasnya.

Gambar 3. Konsep Panas Bumi ( Geothermal ).
 
Dibanding dengan sumber energi bahan bakar maka sumber tenaga panas bumi relatif tidak terlalu menyebabkan pencemaran lingkungan lingkungan (non pollution). Lapangan geothermal umumnya berhubungan erat dengan aktifitas gunung berapi. Dari kemanfaatan panas bumi dipermukaan seperti : fumarola, solfatara, lumpur panas dan mata air dikeluarkan “non coudensable gasses” seperti CO2, NH3, N2, H2, SO2 dan CH4. Gas-gas tersebut diatas apabila terdapat didalam jumlah/konsentrasi yang tinggi bisa membahayakan bagi manusia atau kehidupan disekelilingnya.
Bagi siapa yang pernah mengunjungi lapangan geothermal akan mencium bau seperti telor busuk, bau tersebut berasal dari gas H2S. Gas tersebut beracun. Dalam konsentrasi rendah menyakitkan mata (pedih) dan dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kematian (konsentrasi rendah bau, konsentrasi tinggi tidak).
Yang menjadikan masalah didalam pemanfaatan tenaga panasbumi antara lain :
1.      Re-injeksi fluida kedalam tanah.
  1. Kebisingan
  2. Emisi gas
  3. Penurunan Tekanan (subsudence)
  4. Kehidupan sosial
  5. Efek terhadap iklim
  6. Efek terhadap sumur yang lain
  7. Keselamatan dari “Blow out”
  8. Seisme
  9. Efek korosi dari gas

Gambar 4. Konstruksi Geothermal
 
Didalam melakukan eksplorasi panasbumi pekerjaan dibagi atas beberapa tahap antara lain :
1.      Inventarisasi
  1. Survey pendahuluan
  2. Pemetaan geologi
  3. Penelitian geofisika
  4. Pemboran dangkal
  5. Pemboran dalam (eksplorasi)
Sumber panas bumi berasal dari kegiatan gunung berapi dan intrusi (terobosan) magma. Dapur magma merupakan sumber energi panasbumi. Disamping proses pengangkatan dan perombakan kemudian mengakibatkan jalur-jalur gunung api aktif maupun yang telah padam membentuk pegunungan menjadi daerah penagkap air hujan/air kedalam tanah relatif lebih besar dari daerah sekitarnya.
Susunan batuan jalur gunug api adalah hasil erupsi gunung api dan merupakan perselang-selingan antara batuan piroklastik dan aliran lava yang membentuk susunan batuan tudung kedap air (impermeable) dan batuan porous-permeable. Bagian jalur gunung api dengan sumber panas relatif dangkal, terbentuklah daerah panas bumi yang dicirikan oleh kenampakan air panas, fumarola, dan lain-lain.

Gambar 5. Panas Bumi yang tertangkap oleh satelit.
 
Pembentukan sumber panas bumi, dikontrol oleh proses-proses geologi yang telah dan sedang berlangsung sepanjang jalur vulkanisme, terobosan-terobosan magma serta pensesaran-pensesaran. Di indonesia merupakan daerah vulkanik yang terbentuk pada zaman kwarter/ ± 4 – 5 juta tahun lalu.
Cara terjadinya uap panas bumi dapat dikategorikan seperti berikut :
  1. Sumber panas yang berasal dari pluton granit tidak dapat diperkirakan persis letaknya, tetapi hasil analisa mendapatkan bahwa letaknya tidak terlalu dalam. Juga sumber panas tidak menampakkan gejala-gejala di atas permukaan bumi.
  2. Suhu panas terbentuk batuan magmatik, kemudian keluar menembus permukaan bumi. Batuan magmatik dipermukaan akan membentuk gunung api tidak aktif atau berbentuk suatu gunung api aktif di masa lampau.
  3. Pembentukan uap panas erat hubungannya dengan kegiatan gunung api atau kegunung apian.
6. Sumber energi panas bumi terdiri dari :
1.      Panas bumi sistim uap kering (dry steam)
  1. Panas bumi sistim uap basah (wet steam)
  2. Panas bumi sistim air panas (hot water)
  3. Panas bumi sistim batuan kering panas (hot dry rock)
Energi panas bumi yang dapat dipergunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
  1. Mempunyai suhu yang tinggi (minimum 150oC di bawah tanah)
  2. Tekanan uap cukup besar (minimum 3 atm)
  3. Volume uap cukup banyak (10 ton per jam = 1000 KW listrik)
  4. Tidak terlalu dalam (maksimum 3000 m)
  5. Uapnya tidak menyebabkan karat (pH lebih kecil dari 7).
Gambar 6. Suhu bumi pada tiap lapisan
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar